Wednesday, May 16, 2007

Duh, Penguasa Kita

Sulit membedakan antara penjajah zaman dulu dengan penguasa kita saat ini. Kata nenek saya, penjajah itu kejam dan biadab. Mereka suka menindas, memaksa, dan memeras rakyat dengan membebani pajak yang tinggi. Mereka tidak pernah memperhatikan kesejahteraan rakyat. Hasil bumi rakyat dirampas untuk kepentingan penjajah. Rakyat hanya dimanfaatkan tenaganya belaka. Para buruh digaji kecil. Para petani dipaksa kerja Rodi. Konon, kerja Rodi merupakan proyek Belanda untuk menghabisi kaum pribumi. Nyatanya memang benar, berapa puluh ribu rakyat kita mati kelaparan.

Kini, penguasa kita melakukan hal yang sama. Hanya bedanya, dengan cara yang agak santun, tetapi buntutnya sama saja, mencekik rakyat. Tarif listrik melambung, air harus bayar, jalan harus bayar, pajak selangit, pungutan di mana-mana, beras langka, BBM dipaksa naik, petani dipinggirkan. Jika petani mulai panen, penguasa mengimpor beras, akibatnya mereka tidak bisa menikmati hasil tani karena harga anjlok. Jika petani mulai menggarap sawah atau ladang, harga pupuk dinaikkan. Para pedagang diuber-uber, para nelayan dijerat tengkulak, sehingga tidak pernah bisa menjual ikan tangkapannya dengan harga yang wajar. Pegawai rendahan dipunguti berbagai macam pajak. Setiap kali ada kebijakan publik yang ditentang rakyat, anggota DPR langsung membela rakyat. Tapi itu hanya trik saja. Setelah dikasih uang sama penguasa, mereka berbalik mendukung penguasa. Intinya, mental penguasa kita sama dengan mental penjajah.

Mungkin ada benarnya, pemerintah saat ini berperilaku seperti itu, sebab kalau kita tinjau dari naskah proklamasi, memang benar, bahwa proklamasi itu intinya hanya memindahkan kekuasaan Belanda kepada pribumi. Jadi, wajar kalau mereka bermental penjajah seperti Belanda.Berikut saya kutip naskah itu:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan, d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.


Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno / Hatta

0 Comments:

Post a Comment

<< Home